loading...
OLAHRAGA
SEPAKBOLA
Permainan sepakbola sangat membutuhkan energi tinggi dan
dapat disetarakan dengan kebutuhan energi/kalori pekerja sangat berat.
Permainan ini merupakan permainan yang berlangsung sangat cepat, dalam waktu
yang relatif lama. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain berupa lari,
tendang, loncat dan sprint-sprint pendek yang persentasinya cukup besar.
Gerakan lain yang khas dan dominan dalam permainan sepakbola adalah mendrible
bola, benturan dengan lawan dan heading bola.
Sepakbola
merupakan olahraga yang memerlukan kesiapan fisik yang lebih dibandingkan
dengan cabang olahraga lainnya. Kesiapan fisik atlet dipengaruhi oleh makanan
yang dikonsumsi. Seorang atlet sepakbola harus memiliki kesiapan fisik yang
prima dalam bertanding di lapangan hijau selama 2 X 45 menit. Bila kesiapan
fisik seorang atlet tercapai, maka diharapkan prestasi dilapangan hijau dapat
terwujud.
Seorang
atlet sepakbola yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana
akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan kondisi fisik secara
prima. Pemberian makanan kepada atlet harus diatur sedemikian rupa, sehingga
saat pertandingan dimulai proses pencernaan makanan sudah selesai. Hal ini
penting karena pada saat pertandingan, aliran darah terkonsentrasi menuju otot
untuk menyalurkan zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan pada saat otot
berkontraksi.
Atlet
sepakbola profesional dan semi-profesional tingkat tinggi umumnya berlatih di
pagi hari 4-5 kali per minggu, dan beberapa kali ke pusat kebugaran untuk
latihan beban ringan. Atlet sepakbola harus dikondisikan pada pola makan yang
baik. Waktu makan utama dan makan selingan dibuat jadwal yang sesuai dengan
jadwal latihan agar tidak mengganggu latihan. Pola makan 5-6 kali sehari dengan
3 kali waktu makan utama disertai selingan bisa digunakan oleh atlet.
Secara umum seorang pemain sepakbola memerlukan energy
sekitar 4.500 Kkal atau 1,5 kali kebutuhan energi orang dewasa normal dengan
postur tubuh relatif sama, karena pemain sepakbola dikategorikan dengan
seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat.
1.
Komposisi
gizi pada fase perbaikan (status) gizi
Pada umumnya perbaikan status gizi
dilaksanakan pada periode persiapan umum.
Tujuan pengaturan makanan pada tahap
ini mencakup upaya:
a. Meningkatkan status gizi antara lain:
menambah berat badan, meningkatkan kadar Hb.
2.
Komposisi
gizi pada fase pemeliharaan gizi
Dapat dimulai sejak awal periode persiapan
apabila atlet telah memiliki status gizi normal, sedangkan atlet yang belum
memiliki status gizi normal pemeliharaan status gizi dilakukan setelah status
gizi normal tercapai.
Pada tahap ini diharapkan status gizi
sudah mencapai tingkat yang optimal dan fisik atlet sudah beradaptasi dengan
intensitas latihan yang tinggi. Selama tahap pemeliharaan status gizi, atlet
harus mampu mempertahankan kondisinya dengan memperhatikan faktor pengaturan
makanan.
Komposisi gizi tetap seimbang dan
perlu monitoring status gizi atlet berdasarkan berat badan,persentase lemak (lean
body weight). Berbagai hal yang perlu diperhatikan pada tahap pemeliharaan
status gizi antara lain:
1. Konsumsi energi harus
cukup, terutama dalam bentuk karbohidrat komplek, untuk mempertahankan simpanan
glikogen otot dalam jumlah yang cukup. Konsumsi karbohidrat yang rendah selama
latihan intensif akan menyebabkan simpanan glikogen berkurang dan dapat
menurunkan kinerja.
2. Mengatur jadwal makan,
atlet harus ingat bahwa bahan bakar dalam otot harus selalu diisi kembali
setelah latihan. Sesuaikanlah waktu makan dengan waktu latihan. Apabila atlet
tidak sempat makan pagi, maka makanlah snack yang tinggi karbohidrat misalnya
roti. Bila harus berlatih sore hari usahakan makan snack pukul 15.00 dan makan
malam setelah latihan , hindarkan makan berlebihan.
3. Porsi makanan lebih
kecil, namun frekuensi sering dan ditambah beberapa kali makanan selingan.
4. Istirahat yang cukup
untuk recovery (pemulihan sumber energi) dan menghilangkan kelelahan setelah
berlatih. Makanlah karbohidrat komplek untuk menambah simpanan glikogen otot.
5. Untuk mendapatkan
kemampuan endurance yang optimal, selain mengisi simpanan energi dalam otot,
perhatikan juga kemampuan otot untuk menggunakan bahan bakar tersebut, maka
perlu: meningkatkan kapasitas aerobik, meningkatkan kadar hemoglobin,
memaksimalkan regulator dalam metabolisme dengan mengkonsumsi vitamin dan
mineral secara optimal.
6. Konsumsi banyak sayur dan
buah-buahan segar khususnya yang berwarna tua (sayuran hijau, wortel, labu
kuning, mangga, pepaya, jeruk, semangka, dll.). Makanan tersebut mengandung
kadar vitamin dan mineral yang tinggi.
7. Kurangi minyak dan
lemak dengan mengurangi makanan goreng dan fast food karena kandungan lemak
pada fast food berlebihan, pilih daging atau ayam yang kurang berlemak.
8. Banyak minum air dan
sari buah. Atur waktu latihan sehingga selalu memperoleh tambahan minuman
secara teratur. Selama latihan sediakan waktu istirahat untuk minum, jangan
menunggu hingga rasa haus. Air dingin (suhu 10 oC) lebih mudah meninggalkan
lambung dibanding air hangat.
9. Timbanglah berat badan setiap hari
untuk memonitor keseimbangan gizi, sebaiknya penimbangan dilakukan sebelum dan
setelah berlatih untuk mengetahui status hidrasi. Data berat badan akan
digunakan sebagai parameter kebutuhan gizi setiap pergantian tahap latihan di
samping penggunaan parameter lainnya.
3.
Komposisi
gizi pada masa sebelum pertandingan
Tujuan pengaturan makanan sebelum
bertanding adalah:
a. Mencegah rasa lapar dan kelemahan
b. Tubuh penuh energi meskipun perut
kosong
c. Menjamin status hidrasi
d. Alat percernaan tidak terbebani selama
bertanding
e. Agar atlet merasa siap bertanding.
Contoh Makanan Sebelum Bertanding
a. Bila
bertanding pagi Jam 08.00
MAKAN MALAM
|
|||
Jam 19.00
|
:
|
Makanan lengkap yang terdiri dari :
|
|
*
|
Nasi (1½ piring sedang)
|
||
*
|
Pepes ikan teri (1 porsi)
|
||
*
|
Soup sayuran ( 1 mangkok)
|
||
*
|
Perkedel kentang (1 potong)
|
||
*
|
Jeruk manis (1 gelas)
|
||
Jam 22.00
|
:
|
*
|
Susu skim (1 gelas)
|
*
|
Biskuit (3 buah)
|
||
Jam 06.30
|
:
|
*
|
Roti bakar tanpa margarine isis selai (3 tangkap)
|
*
|
Jus Melon/ buah lain (1 gelas)
|
||
*
|
Teh manis (1 gelas)
|
b. Bila
bertanding pagi Jam 10.00
MAKAN MALAM
|
|||
Jam 19.00
|
:
|
Makanan lengkap yang terdiri dari :
|
|
*
|
Nasi (1½ piring sedang)
|
||
*
|
Ikan bakar + sambal kecap (1 potong sedang)
|
||
*
|
Perkedel jagung (1 potong)
|
||
*
|
Cah kangkung (1 mangkok)
|
||
*
|
Teh manis (1 gelas)
|
||
Jam 21.00
|
:
|
*
|
Teh manis (1 gelas)
|
Jam 22.00
|
:
|
*
|
Susu skim (1 gelas)
|
*
|
Biskuit (3 buah)
|
||
Jam 07.00
|
:
|
Berupa makanan lengkap/ snack
berat yang terdiridari :
|
|
*
|
Nasi (1½ piring sedang)
|
||
*
|
Rolade telur (1 potong sedang)
|
||
*
|
Stup wortel/ selada (1 porsi)
|
||
*
|
Teh manis (1 gelas)
|
|
4. Komposisi
gizi pada masa saat pertandingan
Tujuan: memberi makanan dan cairan
yang cukup untuk memenuhi energi dan zat gizi agar cadangan glikogen tetap
terpelihara.
Syarat:
a) Cukup gizi sesuai dengan kebutuhan.
b) Protein cukup 10-12%, lemak 1-20%,
hidrat arang 68-70% dari total Kalori.
c) Banyak mengandung vitamin.
d) Mudah dicerna, tidak bergas dan
berserat, serta tidak merangsang (pedas, asam).
e) Cairan gula diberikan dalam
konsentrasi rendah.
Contoh makanan pada Saat Bertanding
2 – 3 jam sebelum
bertanding diberikan makanan berupa snack :
|
||
Krakers (3 buah) atau
|
||
Roti (2 iris) + selai
|
||
Bakpia kacang hijau (4 buah)
|
||
1 – 2 jam sebelum
bertanding diberikan makanan cair/minuman :
|
||
Jus melon/ buah lain (1 gelas)
|
||
< 1 jam sebelum
bertanding diberikan minuman :
|
||
Jus mangga/ buah lain (1 gelas)
|
||
Selama bertanding
diberikan minuman :
|
||
Air putih atau jus buah
|
||
Larutan isotonik (larutan yang mengandung unsur gula dan
garam dalambentuk minuman atau dapat diberikan oralit)
|
5.
Komposisi
gizi pada masa setelah pertandingan
Pada waktu kurang dari 2 jam setelah latihan/pertandingan
sepakbola, konsumsi karbohidrat bernilai GI tinggi atau juga sedang untuk
mengoptimalkan pengembalian simpanan energi (glikogen otot) yang terpakai untuk
membantu menghilangkan rasa lelah dengan cepat sehingga waktu pemulihan
(recovery) dapat dipersingkat.
Contoh makanan Setelah Bertanding
½ jam setelah
bertanding dibeikan :
|
||
Jus belimbing/ buah lain (1 gelas)
|
||
Air putih
|
||
1 jam setelah
bertanding diberikan :
|
||
Jus Tomat (1 gelas)
|
||
Snack ringan/ biskuit
|
||
Air putih
|
||
2 jam setelah bertanding
diberikan makanan lengkap porsi kecil tapi serimg (1/2 porsi) :
|
||
Nasi (1 piring sedang)
|
||
Soto ayam (1 mangkok)
|
||
Jus jeruk/ buah lain (1 gelas)
|
||
Air putih
|
||
4 jam setelah bertanding
(1 porsi) :
|
||
Nasi (1½ piring sedang)
|
||
Telur asin (1 butir)
|
||
Rawon (1 mangkok)
|
||
Setup wortel & jagung muda (1 mangkok)
|
||
Lalap
|
||
Kerupuk udang (1 potong)
|
||
Air putih
|
||
6. Komposisi
gizi pada masa pemulihan (Recovery)
Perencanaan makanan untuk memulihkan
kondisi fisik olahragawan, dilaksanakan pada periode transisi.Periode setelah
pertandingan atau periode istirahat aktif, atlet dapat makan makanan biasa
untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi fisik. Pada prinsipnya makanan pada
periode recovery sama dengan makanan pada periode pelatihan. Pemantauan status
gizi secara berkala harus tetap dilaksanakan pada periode ini dan juga periode
latihan. Misalnya dengan menimbang berat badan setiap hari dan mengukur tinggi
badan setiap bulan untuk menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh).
loading...
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Ini, Silahkan Berikan Komentar dan Saran Anda